Artikel sebelumnya di 79 Kesalahan Mendidik Anak Usia Pra-Sekolah dan Usia Sekolah (1)
B. Kesalahan Mendidik Anak Usia Sekolah
No
|
Kesalahan
|
Seharusnya
|
1
| Tidak memperhatikan tauhid anak | Anak usia sekolah bisa diajarkan mengenai rukun iman dan islam dengan lebih mendetail |
2
| Tidak memperhatikan ibadah anak | Anak usia pra-sekolah bisa diajarkan tata cara wudhu, sholat, dan puasa yang benar sesuai contoh Nabi dengan menyuruh praktik secara langsung |
3
| Membiarkan anak suka jajan makanan | Membekali anak ke sekolah dengan makanan buatan sendiri yang higienis |
4
| Mengizinkan untuk tidak sarapan pagi | Penting untuk memperhatikan menu makan pagi bagi anak |
5
| Membiarkan anak untuk hanya memakan makanan yang disukainya saja | Mengajarkan kapan, bagaimana, dan apa yang dimakan dengan tetap memberikan kebebasan memilih makanan |
6
| Tidak memperhatikan pada hari-hari pertama masuk sekolah, bertindak keras dan memaksanya | Memperhatikan dan membuatnya suka dengan sekolah |
7
| Tidak memperhatikan hubungan antara rumah, sekolah, dan guru, serta tidak pernah mengunjunginya saat di sekolah | Dekat kepada anak dan gurunya, serta terkadang mengunjunginya saat di sekolah sebagai wujud perhatian kepadanya |
8
| Memberikan teguran keras terus-menerus dan membuatnya menangis karena tidak memperhatikan pelajaran di sekolah | Terus memotivasi anak untuk belajar |
9
| Membanting/melempar buku saat anak tidak paham | Padahal seharusnya malah diberi motivasi |
10
| Mengerjakan pekerjaan rumah (PR) anak dan memanjakannya | Mengarahkan anak dalam belajar dan mengerjakan PR (anak harus mandiri mengerjakannya) |
11
| Membiarkan anak belajar sendiri | Temanilah saat belajar. Bimbinglah, sembari melihat perkembangan anak |
12
| Menyamaratakan dalam metode mengajar anak | Memperhatikan kondisi setiap anak. Sayang dan berhati-hati dalam memberikan pemahaman ilmiah |
13
| Tidak mengindahkan acara pertemuan wali murid | Hadir, bertatap muka dengan guru, dan menanyakan perkembangan anak |
14
| Liburan tanpa kesan pendidikan | Pilihlah liburan yang bermanfaat, yang dapat diambil faidahnya |
15
| Mencela cara berbicara dan bahasa anak secara terus-menerus, walaupun bercanda | Memberikan kebebasan berekspresi sepanjang masih dalam koridor syariat |
16
| Tidak menanamkam kegemaran membaca | Menanamkan kegemaran membaca dengan memberikan keteladanan, nasihat, dan buku-buku menarik yang bermanfaat |
17
| Membiarkan anak membaca cerita fiksi, novel, komik, dan bacaan tidak berguna lainnya | Mengalihkan ke bacaan-bacaan yang bermanfaat seperti siroh Nabi dan orang-orang sholih |
18
| Sangat membatasai pergaulan anak dan mengungkungnya dalam rumah | Memperluar arena interaksi dengan dunia luar yang menyebabkan pengalaman kehidupan anak bertambah selama tidak membahayakan diri dan agamanya |
19
| Tidak menyukai anak dengan menganggapnya sebagai musibah dan aib dengan terus-menerus mengejek perkataam dan perbuatannya | Memberikan persepsi kepada anak bahwa dia disukai, menyayangi anak dan menganggapnya sebagai amanah dan karunia |
20
| Tidak memberikan keteladanan, membiarkan “kurang ajar” | Membiarkan keteladanan dalam akhlak dan ibadah |
21
| Menakuti dengan jin / hantu | Menanamkan keberanian dan memberikan penjelasan bahwa takut dengan jin / hantu termasuk kesyirikan karena jin / hantu tersebut tidak dapat memberikan kemudhorotan tanpa izin Alloh |
22
| Hanya sekedar mengobati anak yang cacat, tidak memberikan motivasi | Selain mengobati juga memotivasi (membesarkan hatinya) dan mengembangkan bakat lainnya |
23
| Membatasi kebebasan dalam mengembangkan bakat | Memberikan kebebasan kepada anak dalam mengembangkan dan menunjukkan bakatnya selama masih berada dalam koridor syariat |
24
| Keras dalam mendidik kedisiplinan (militerisme) | Mengedepankan kasih sayang dan kelemah-lembutan |
25
| Membandingkanya dengan anak yang mempunyai kemampuan lebih dan terus mengejeknya | Menanamkan keyakinan bahwa anak anda bisa melebihi mereka yang mempunyai kemampuan lebih |
26
| Selalu memarahi dan menuduh atas perilaku yang dilakukan anak | Kedepankanlah kasih sayang dan carilah penyebabnya terlebih dahulu |
27
| Memanjakan anak | Menumbuhkan kemandirian (berdikari) anak |
28
| Membiarkan ke-egoisan anak | Ajarilah pentingnya menghormati hak orang lain |
29
| Menyerahkan urusan kebersihan kamar kepada pembantu dan membiarkan anak tidak mandi | Tanamkan kemandirian dalam membersihkan diri sendiri dan lingkungan rumah |
30
| Tidak mau diajak bermain | Luangkanlah waktu untuk bermain, walaupun sebentar |
31
| Tidak pernah mengasah otak anak dengan mengambil ibroh dari berbagai kejadian | Mengambil hikmah dari suatu kejadian penting juga akan mengasah kepekaan sosial anak |
32
| Bangga dengan ketakutan anak pada orang tuanya | Anak yang bahagia, tenang, dan tentram lebih mudah untuk menerima pelajaran apapun |
33
| Berlebihan mencela kesalahan guru | Jangan berlebihan mengritik kesalahan guru. Guru juga termasuk orang tua yang wajib dihormati |
34
| Menyebutkan aib-aib guru | Di samping ghibah, hal tersebut akan menjatuhkan kharisma guru. Sebutlah kebaikannya |
35
| Menganggap anak yang bertanya terus sebagai pengganggu, berisik, dan “bawel” | Anak sering bertanya merupakan perkara lumrah dan bahkan menandakan anak yang cerdas. Orang tua semestinya menjawabnya dengan jawaban ilmiah dan memuaskan, sehingga lebih membangkitkan keinginan anak untuk belajar dan mencari tahu |
36
| Membiarkan anak menonton hal-hal yang tidak mudhorot di TV | Tidak menghadirkan TV di rumah, mengalihkannya dengan pelajaran ilmu agama yang bermanfaat dari Al-Qur’an dan Sunnah. Ajarkan juga cara memanfaatkan waktu dengan baik dengan keteladanan para salafush sholih |
37
| Tidak menyuruh sholat pada umur 7 tahun dan tidak memukulnya pada umur 10 tahun jika masih tidak mau mengerjakan sholat (HR. Abu Daud dan Ahmad). Tidak pernah mengajak sholat berjamaah di masjid | Suruhlah sholat pada umur 7 tahun dan pukullah jika masih tidak mau mengerjakannya pada umur 10 tahun. Jika anak dapat tenang di masjid, ajaklah anak untuk ikut sholat berjamaah di masjid. |
38
| Membiarkan anak mengakhirkan waktu sholat | Ajarilah untuk disiplin atas kewajibannya |
39
| Tidak pernah mengajarkan/ menyuruh menghafal Al-Qur’an dan hadits | Hafalan Al-Qur’an dan hadits (bisa dimulai dengan arba’in nawawiyah) harus dimulai sejak dini |
40
| Tidak tahu adab dan akhlak rosululloh | Orang tua harus berilmu terlebih dahulu sebelum mengajarkan adab dan akhlak yang benar |
41
| Hanya mengajari masalah fikih (misalnya wudhu dan sholat) dengan lisan | Praktikanlah secara langsung dan tuntunlah secara detail |
42
| Tidak pernah memberikan hadiah / penghargaan kepada anak atas prestasi tertentu | Memberikan hadiah harian / mingguan / bulanan / tahunan akan lebih memotivasi, walaupun sedikit |
43
| Tidak pernah menghukum anak atas kesalahan yang diperbuatnya | Menghukum dengan hukuman yang sesuai dan tidak terus-menerus membuat anak mau mengakui kesalahan dan jera |
44
| Cerita dan keluhan anak di sekolah dianggap mengganggu dan membuang waktu | Dengarkanlah ceritanya sambil menasihati kebaikan |
45
| Membiarkan anak mencari jati dirinya sendiri setelah ABG/dewasa | Masa dewasa sangat rawan terbawa arus, arahkan, ajak bermusyawarah atas perbuatan baik. |
46
| Membiarkan anak hobi musik, bahkan menghafal syair-syairnya | Musik diharamkan (HR. Bukhori), karena itu harus dijauhkan dari anak-anak. Sibukkanlah dengan menghafal Al-Qur’an dan hadits. Lagu dan musik merupakan seruling setan yang memiliki andil besar dalam merusak akhlak dan jiwa anak. |
Penutup
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
”Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan Jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS. Al-Furqon: 74)Wallohu a’lam. Semoga Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad beserta keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya dengan baik hingga hari kiamat.
Abu Muhammad
Palembang, 11 Robi’uts Tsani 1434 H / 21 Februari 2013
No comments:
Post a Comment